Pages

Wednesday, February 29, 2012

Sekelumit Tentang Yakuza

Tubuh penuh dengan Tato, wajah garang tak kenal ampun, sadis, dan brutal dalam setiap tindakannya. Bergelut di dunia hitam seperti narkotika dan pelacuran.

 Kekejamannya sungguh terkenal di Asia khususnya, keberadaan kelompok ini sangat ditakuti karena kesadisan dan kebrutalannya, siapapun yang menghalangi jalan mereka pasti akan mati dan tinggal nama. Sungguh satu nama kelompok yang melegenda, Yakuza…..Mendengar namanya saja sudah terbayang kesadisan kelompok ini.

Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan Shogun sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang Samurai yang sebelumnya disebut Hatomo-yakko (Pelayan Shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum Ronin.




Seperti kata pepatah : “Orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil.”, demikian juga dengan kaum Ronin ini. Banyak dari mereka menjadi penjahat, perampok dan centeng belagu. Mereka disebut sebagai Kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. 

Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tingi di antara sesama ronin karena akar mereka yang sama sebagai seorang Samurai tanpa tuan sehingga kelompok ini sulit dibasmi. 


Mungkin para pembaca mengira bahwa kaum ronin ini yang menjadi cikal bakal Yakuza, sungguh meleset apabila pemikiran anda seperti itu. Kaum ronin bukan Cikal bakal Yakuza.

Kisah cikal bakal Yakuza dimulai ketika kota-kota kecil di Jepang banyak membentuk Machi-yokko (Keamanan kampung) Untuk melindungi kota dari para Kabuki-mono. Keamanan kampung ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang rela menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum Kabuki-mono. Pada dasarnya Relawan-relawan ini adalah satuan yang seadanya tanpa mempunyai kemampuan yang kompeten di bidang keamanan dan hal-hal macam itu, namun walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota Machi-yokko ini sanggup dan mampu menjaga daerah mereka dari serangan para Kabuki mono. Sehingga seiring berjalannya waktu di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 – kaum Machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan karena telah berjasa dalam mengamankan daerahnya dari serangan kaum Kabuki-mono.

Didalam perkembangannya masalah yang terjadi ini menjadi semakin rumit, karena setelah berhasil mengalahkan, menggulung dan mengusir para Ronin dari daerahnya masing-masing, para anggota Machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman karena merasa berkuasa dan mempunyai hak atas daerahnya. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para Machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para Machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (Penjudi) dan Tekiya (Pedagang). Namanya saja kaum pedagang akan tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang lainnya. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Boss/Bapak) dan Kobun (Bawahan/Anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental, dan berkembanglah perkumpulan kekerabatan ini menjadi organisasi yang pada perkembangan selanjutnya terkenal dengan nama Yakuza.

Para Machi-yokko yang tergabung dalam Kaum Bakuto (Penjudi), punya sejarah yang unik. Pada awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. dengan tujuan Agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi tersebut habis di meja judi, karena uang mereka habis dan butuh uang untuk melanjutkan hidup mereka maka tenaga mereka bisa disewa dengan harga yang sangat murah sekali.

Jenis judi yang biasa mereka lakukan adalah menggunakan kartu Hanafuda dengan sistem permainan mirip Black Jack. Tiga kartu dibagikan dan bila angka kartu dijumlahkan maka angka terakhir menunjukkan siapa pemenang. Nah diantara sekian banyak “kartu sial”, kartu berjumlah 20 adalah yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Salah satu konfigurasi kartu ini adalah kartu dengan nilai 8-9-3 yang dalam bahasa Jepang menjadi Ya-Ku-Za yang pada perkembangannya kemudian menjadi asal muasal nama Yakuza.

Dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tato sekujur badan yang lazin disebut Irezumi dan tardisi Yubitsume (Potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Pada awalnya sebenarnya hukuman ini bersifat simbolik saja karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.



Para Anggota Yakuza dengan Tattoo seluruh tubuh (Irezumi)
Waktu terus bergulir semakin jauh organisasi ini semakin berkembang, kaum Bakuto dan Tekiya menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang pada awalnya bertugas melindungi masyarakat menjadi ditakuti masyarakat. Para pimpinan Jepang pada masa itu memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan China oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalannya.

Keberadaan dan peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, menjadi tentara atau masuk penjara. Boleh dikata pamor Yakuza tenggelam pada masa ini. Setelah Jepang menyerah pada perang dunia II, para anggota Yakuza ini kembali ke masyarakat dan berbaur. Pada masa ini muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun).


http://berita17.com/wp-content/uploads/2011/07/0dae0__3d.jpg
Yoshio Kodame
Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota kurang lebih 184.000 orang jumlah ini lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Pada periode ini Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.

http://tumarungu.files.wordpress.com/2010/12/taoka.jpg?w=614
Taoka Kazuo
http://photo.kyodonews.com/photo_thumbnail/20031014_(1)Hisayuki_Machii.jpg
Hisayuki Machii
Pada masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan menurun tajam akan tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis illegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ecstasy), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata. Di era 1980-an, Yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika, dan ikut masuk dalam bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, Yakuza membeli asset di Amerika dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush Jr., saudara dari presiden George Bush dan paman dari Presiden George W. Bush Jr, dalam transaksi penjualan perusahaan Asset Management International Financing & Settlements di awal 1990-an.

Di Jepang sendiri, Yakuza juga ditengarai turut berperan dalam anjloknya ekonomi Jepang. Sebagai akibat amblasnya bisnis properti dan macetnya kredit bank di Jepang. Setelah tahun 1990 banyak debitor yang menyewa anggota Yakuza agar agunan mereka tidak disita oleh bank. Selain itu, banyak perusahaan yang memperoleh pinjaman bank. Pada dasarnya ini terkait pada sebuah kigyo shatei atau perusahaan boneka miliki Yakuza. Perusahaan milik Yakuza ini diperkirakan memperoleh kredit antara USD 300-400 Milyar, dan sebagian dari jumlah itu dialirkan ke induk organisasi Yakuza. Menghadapi hal seperti ini bank Jepang jelas tidak bisa berkutik.

Di sisi lain, anggota Yakuza juga kerap membeli asset properti dengan harga miring dari perusahaan yang butuh uang cash, untuk dijual kembali dengan harga tinggi, apapun itu mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumah sakit. Bila sebuah bangunan telah dibeli oleh Yakuza tak ada yang berani menjadi tetangga mereka Alhasil harga properti langsung amblas, dan segera naik segera setelah Yakuza menjualnya kembali.

Selain beroperasi di level bawah, Yakuza juga menggurita di kalangan politisi Jepang. Beberapa praktek suap telah terbongkar termasuk dalam program tender proyek umum senilai trilyunan yen. Program rekapitalisasi perbankan Jepang yang berlarut-larut tidak kunjung selesai diperparah oleh keterlibatan Yakuza yang sangat berkepentingan dalam bisnis properti dan kredit perbankan.


(dari wikipedia dan berbagai Sumber)



No comments:

Post a Comment