Sejumlah pemeluk Kristiani yang fanatik mengalami penderitaan
sebagaimana dialami Kristus. Pada tubuh mereka tumbuh luka. Mereka
berdarah. Mengapa demikian? Apakah ini fenomena tentang Stigmata? Apakah
mereka tidak kesakitan? Masih banyak pertanyaan senada yang tersisa
untuk dijawab.
Istilah Stigmata berarti luka yang diderita
Yesus sejak dia ditanggkap, diadili, dan disalibkan.Orang-orang yang
mengalami Stigmata juga mengalami luka diberbagai bagian tubuh seperti
Yesus. Darah sehat, bukan karena suatu penyakit. Luka-luka itu sering
tetap menganga dalam waktu lama, tapi tidak mengalami infeksi.
Dunia
kedokteran semakin dipenuhi tanda tanya sebab luka-luka itu muncul dan
menghilang dengan sendiri nya. Munculnya luka Stigmata diduga tergantung
pada kondisi sadar hingga kondisi trance manakala si penerima stigmata
mengalami penyatuan diri dengan penderitaan kristus. Kasus Stigmata biasanya
terjadi pada masa paskah, pada hari hari besar gereja pada hari Jumat,
terutama Jumat Paskah yang dikenal sebagai Jumat Agung.
Poster Film Stigmata |
Kasus-kasus
Stigmata seperti ini terus terjadi bahkan hingga masa kini. Pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan hal ini, siapa orang-orang yang mengalami
Stigmata itu sendiri?
Gemma Galgani adalah seorang anak yatim. Usianya
23 tahun dan berhasrat menjadi biarawati. Namun kehendak alam tidak
mengijinkan dirinya menggenakan jubah putih itu. Dia menderita
penyakitTBC tulang belakang. Dia menerima nasibnya dengan pasrah dan
akhirnya bekerja sebagai pembantu rumaha tangga. Tapi Gemma tidak lupa
pada cita-citanya.
Dia tetap rajin berdoa dan sangat taat kepada
Tuhannya. Suatu hari ketika sedang berdoa menjelang hari peringatan
penyaliban Yesus Kristus, Gemma mengalami sebuah penglihatan yang
mengubah jalan hidupnya. Keesokan harinya, saat membuka pintu kamar
Gemma, ibunya menjerit ketakutan. Tangan dan pungung Gemma dipenuhi
tanda seperti bilur-bilur luka dan pakainnya basah oleh darah. Inilah
gejala awal dimulainya Stigmata. Stigmata selalu terjadi pada hari Kamis
dan menghilang dengan sendirinya keesokan harinya. Luka stigmata
biasanya menutup pada hari Jumat dengan meninggalkan bekas berwarna
keputih putihan.
Gemma Galgani : Yang Diberkati? |
Peristiwa ini terjadi pada 1901. Kasus Stigmata
yang terawal diberitakan terjadi berabad-abad yang lalu yaitu pada tahun
1224. Santo Fransiskus dari Assisi mengalami Stigmata saat menjalani
retret spritual (khalwat) di gunung Alvernia Itali.
Ilustrasi St. Francis of Asisi |
Namun sejak 1909
sudah banyak kasus Stigmata yang dilaporkan. Seorang pemimpin
agama berdarah Spanyol yang menunjuk dirinya Paus berkali-kali mengalami
Stigmata dengan luka dibagian kepala seperti akibat memakai mahkota
duri dan luka di lambung selama tahun 1970 an.
Pastor Pio Fortgione memperoleh Stigmata pada tahun 1915 di usianya yang ke28. Semenjak itu dia terus terus mengalami Stigmata sampai akhir hayatnya pada 1968.
Pastor Pio Fortgione memperoleh Stigmata pada tahun 1915 di usianya yang ke28. Semenjak itu dia terus terus mengalami Stigmata sampai akhir hayatnya pada 1968.
Pastor Pio Fortgione |
Pastor Pio salah satu penerima Stigmata yang paling
dihormati. Pada kedua telapak tangannya terdapat luka berbentuk lubang
sehingga dia selalu mengalami kesakitan. Tapi Pastor Pio tidak pernah
mengeluh sedikit pun karena daya tahan nya yang luar biasa.
Teresa Neumann, seorang Bavaria yang miskin menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan. Dia mengalami Stigmata di tahun 1926. Luka-luka muncul di daerah tangan, lambung, dan dahinya. Bobot badannya turun drastis. Sejumlah dokter yang memeriksanya heran melihat kenyataan itu. Dunia kedokteran lebih dikejutkan lagi dengan fakta aneh pada diri Theresia. Meskipun wanita itu tidak mengeluarkan sekresi (keringat, air seni, feces dsb.) dan sistim pencernaan nya rusak, dia bisa berumur panjang.
Teresa Neumann, seorang Bavaria yang miskin menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan. Dia mengalami Stigmata di tahun 1926. Luka-luka muncul di daerah tangan, lambung, dan dahinya. Bobot badannya turun drastis. Sejumlah dokter yang memeriksanya heran melihat kenyataan itu. Dunia kedokteran lebih dikejutkan lagi dengan fakta aneh pada diri Theresia. Meskipun wanita itu tidak mengeluarkan sekresi (keringat, air seni, feces dsb.) dan sistim pencernaan nya rusak, dia bisa berumur panjang.
Teresa Neumann |
Kasus Stigmata terutama terjadi di kalangan Gereja Katholik Roma. Gereja juga tidak mempunyai jawaban mendasar mengenai penyebabnya. Banyak percobaan dilakukan untuk menghadirkan Stigmata lewat hipnosis. Namun hasilnya justru malapetaka. Luka itu membuat kulit merah dan sekali terjadi pendarahaan. Selain itu, reaksinya bertolak belakang dengan stigmata yang sebenernya, dimana lukanya sembuh dengan sendirinya.
Begitulah,semua
penjelasan itu masih belum mampu menguak misteri Stigmata hingga saat
kini. Satu-satunya penjelasan yang mungkin bisa diterima, peristiwa
Stigmata pastilah memiliki hubungan dengan pikiran bawah sadar penerima
Stigmata dengan penyaliban Yesus Kristus. Apa penyebab sebenarnya tentu
masih misteri. Muncul dan sembuhnya luka tetap merupakan keajaiban.
Sejauh ini belum ada teori dalam ilmu kedokteran yang sanggup
menjelaskan fenomena stigmata.
Dari berbagai sumber
Dari berbagai sumber
baru tau saya, ternyata orang-orang beriman rela mendapat stigmata demi Yesus. Ngomong-ngomong, dapat stigmata itu dikasih oleh Yesus buat apa ya?
ReplyDeleteJOS998.blogspot.com